Tempat: SMPN 29 Depok
Tanggal: 28 Oktober 2024
Waktu: 11.00-selesai
Latar Belakang
Talkshow bertajuk "Tantangan Guru dalam Menghadapi Generasi Z" ini diselenggarakan dengan tujuan membekali para guru dengan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam menghadapi karakteristik unik dari Generasi Z. Generasi Z memiliki keunikan tersendiri, termasuk ketergantungan pada teknologi, keinginan untuk diakui secara individual, serta akses informasi yang luas dan cepat. Dengan pemahaman yang mendalam terhadap karakteristik ini, guru diharapkan mampu menciptakan pendekatan pendidikan yang lebih efektif dan relevan bagi siswa generasi ini. Seminar ini dipandu oleh Bapak Nando dari Rajawali Counseling Indonesia.
Susunan Acara
1. Pembukaan
2. Sambutan dari Kepala Sekolah SMPN 29 Depok, Ibu Titik Sunarsih, S.Pd., M.M.
3. Penyampaian Materi oleh Bapak Nando dari Rajawali Counseling Indonesia
4. Sesi Tanya Jawab
5. Penutup
Sambutan Kepala Sekolah
Kepala Sekolah SMPN 29 Depok, Ibu Titik Sunarsih, S.Pd., M.M., membuka talkshow dengan memberikan sambutan yang penuh semangat kepada seluruh peserta. Beliau menekankan pentingnya para guru memahami karakteristik generasi yang mereka ajar saat ini, yaitu Generasi Z, yang tumbuh dalam era digital dan memiliki tantangan tersendiri. Ibu Titik berharap agar seminar ini bisa menjadi wadah pembelajaran untuk memperkuat keterampilan komunikasi dan pendekatan guru dalam berinteraksi dengan siswa, sehingga tercipta lingkungan belajar yang lebih produktif dan kondusif.
Materi Seminar oleh Bapak Nando dari Rajawali Counseling Indonesia
Tema: Tantangan Guru dalam Menghadapi Generasi Z
Bapak Nando memulai sesi dengan mengenalkan karakteristik Generasi Z dan tantangan-tantangan utama yang dihadapi oleh para guru dalam mendidik mereka. Beberapa poin utama yang disampaikan adalah:
1. Karakteristik Generasi Z:
o Digital Native: Generasi Z adalah generasi yang sejak lahir telah terpapar oleh teknologi digital. Mereka terbiasa mendapatkan informasi secara cepat dan instan, serta memiliki ketergantungan tinggi terhadap gawai.
o Berpikir Kritis dan Skeptis: Akses informasi yang luas membuat Generasi Z cenderung kritis dan lebih banyak bertanya, yang memerlukan guru untuk lebih terbuka dan mendalam dalam menjelaskan materi.
o Cenderung Individualis dan Ingin Dihargai: Generasi ini memiliki keinginan kuat untuk dihargai sebagai individu yang unik, sehingga pendekatan personal sangat penting dalam proses pengajaran.
2. Tantangan yang Dihadapi Guru dalam Menghadapi Generasi Z:
o Perhatian yang Terbagi: Generasi Z mudah terdistraksi, terutama oleh gawai dan media sosial. Bapak Nando menjelaskan bahwa guru perlu mampu menciptakan metode pembelajaran yang interaktif dan menarik untuk mempertahankan fokus siswa.
o Membangun Koneksi Emosional: Guru sering kali mengalami kesulitan dalam membangun koneksi emosional karena perbedaan generasi. Ditekankan pentingnya empati dan keterbukaan dari pihak guru untuk memahami perspektif siswa.
o Mengelola Sikap Kritis dan Tuntutan Siswa: Generasi Z tidak mudah menerima sesuatu begitu saja; mereka ingin tahu alasan di balik setiap aturan atau materi yang disampaikan. Guru harus bersiap menghadapi pertanyaan-pertanyaan kritis dan menjelaskan dengan cara yang logis dan transparan.
3. Strategi Pendekatan bagi Guru:
o Menyelaraskan Diri dengan Teknologi: Bapak Nando mendorong guru untuk lebih familiar dengan teknologi dan menggunakannya sebagai alat bantu pembelajaran, seperti menggunakan video atau media digital dalam proses mengajar.
o Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning): Untuk mempertahankan minat siswa, metode pembelajaran berbasis proyek yang interaktif dan partisipatif dinilai efektif bagi Generasi Z.
o Pendekatan Personal dan Partisipatif: Guru perlu memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan pendapat mereka, serta mengembangkan pendekatan yang lebih kolaboratif di kelas.
Sesi Tanya Jawab
• Waktu: Pukul [waktu tanya jawab]
• Para guru antusias mengajukan pertanyaan mengenai cara yang tepat untuk menangani siswa yang sulit fokus, serta bagaimana cara mempertahankan kedisiplinan tanpa terlihat otoriter.
• Bapak Nando memberikan solusi praktis, seperti menggunakan aturan kelas yang disepakati bersama dengan siswa, dan memberi apresiasi untuk membangun motivasi internal siswa.
Penutup
Acara ditutup dengan pesan dari MC yang mengapresiasi kehadiran serta partisipasi aktif dari para guru. MC juga menyampaikan harapan bahwa pengetahuan yang didapat dalam seminar ini dapat diterapkan dalam kelas untuk menciptakan suasana belajar yang lebih dinamis dan relevan bagi Generasi Z.
Kesimpulan
Seminar ini memberikan pemahaman lebih mendalam kepada para guru tentang karakteristik dan tantangan dalam mengajar Generasi Z, serta strategi praktis yang dapat diterapkan di ruang kelas. Dengan penerapan teknik-teknik yang tepat, diharapkan guru dapat beradaptasi dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif dan menyenangkan bagi siswa Generasi Z.